
Situs Purbakala di Jatim Kurang Teropeni, Komisi E Desak Pemprov Perhatikan Serius
Dalam rangkah melakukan monitoring guna inventarisasi seluruh peninggalan situs Purbakala di Jawa Timur, Komisi E DPRD Jawa Timur yang menangani Kesejahteraan rakyat ( Kesra) kali ini melakukan kunjungan kerja ke situs Petirtaan Dewi Sri di Dusun Simbatan Wetan, Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi-Magetan ternyata fakta di lapangan Komisi E melihat belum maksimalnya pengelolaan situs-situs purbakala.
"Kalau saya lihat ini sepertinya dibiarkan begitu saja. Padahal kalau itu dikelola dengan baik, airnya bagaimana bisa tampak lebih bersih, kan tambah bagus," ujar anggota Komisi E DPRD Jatim Mathur Husyairi saat ikut kunjungan, Selasa ( 22/12).
Politisi PBB asal Madura ini tidak menampik memang banyak situs purbakala di Jawa Timur terbengkalai. Di sejumlah tempat seperti Madura, beberapa peninggalan Belanda juga tak terawat. Ada benteng bekas Belanda di Bangkalan yang terbengkalai.
Ia berharap Pemprov Jatim memberikan perhatian, mengingat sejumlah situs memiliki potensi memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar.
Senada , Politisi asal Partai Demokrat Zainal Abidin menambahkan kalau di daerah pulau garam Madura memang diakui banyak peninggalan situs bersejarah ,namun keberadaanya kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
" Seperti situs bersejarah ' Sumur Daksan' yang ada di Kabupaten Sampang konon merupakan tempat bersemedinya salah satu pembesar kerajaan Mojopahit.Tempat tersebut juga terkesan kurang perhatian dan sosialisasi dari Dinas terkait, " Kata Politisi asal Dapil Madura ini.
Sedangkan Budiono Politisi asal Partai Gerindra juga menyampaikan dibeberapa situs bersejarah memang perlu diperhatikan sehingga bisa terawat dengan benar dengan harapan bisa menarik minat pengunjung maka ini bisa membantu perekonomian warga yang tinggal di sekitar situs purbakala tersebut.
"Kami akan bicarakan dengan teman-teman yang ada di Komisi E, kalau kita sepakat dan turun tangan maka kita minta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur untuk melakukan perbaikan dan perhatian terhadap situs-situs purbakala yang hingga kini kurang terurus ," tegasnya.
Anggota Komisi E DPRD Jatim lainnya, Ida Bagus Nugroho menyayangkan situs purbakala yang belum terkelola dengan baik. Seperti di Petirtaan Dewi Sri yang diyakini peninggalan Kerajaan Mataram Hindu itu juga masih banyak situs yang terpendam dan belum digali.
Karenanya, Bagus meminta Pemprov melakukan inventarisasi seluruh peninggalan situs purbakala.
"Dengan begitu juga akan lebih menekankan pelestarian dan perawatan situs seperti di Petirtaan Dewi Sri tadi, ini kan bisa dijadikan objek wisata dan bisa dijadikan sumber devisa. Pendapatan daerah," kata Bagus.
Lebih lanjut Artono Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim yang memimpin rombongan menambahkan perhatian terhadap situs purbakala ini penting untuk menjaga jati diri bangsa. Selain menjadikannya sebagai destinasi wisata yang dapat mengukit ekonomi masyarakat sekitar situs.
Peran Pemprov Jatim dan instansi terkait seperti Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya dibutuhkan. Pihaknya akan mengkolaborasikan peran keduanya untuk memperkuat manfaat situs purbakala bagi kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan membuat masukan terhadap rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang desa wisata. "Kami akan beri masukan kepada teman-teman yang sekarang tentu lagi membahas Raperda Desa wisata," tegasnya.
Rencananya, Komisi E DPRD Jatim juga akan mengajukan Raperda perlindungan seni dan budaya untuk mengakomodir kekayaan seni dan budaya di Jawa Timur.
"Nanti ke depannya setelah desa wisata kita akan bahas Raperda perlindungan seni dan budaya. Untuk itu kita menyusun Raperda yang akan kita usulkan tahun depan," pungkas Politis asal PKS .
Sementara itu Kepala Desa Simbatan Prof. Nur Hidayat mengaku dan senang di datangi para wakil rakyat DPRD Jatim, pihaknya berharap dengan kedatangan rombongan Komisi E DPRD Jatim ke Petirtaan Dewi Sri bisa membatu mendorong Pemerintah Provinsi untuk melakukan perbaikan dan perhatian di tempat situs bersejarah ini.
" Jika situs bersejarah Petirtaan Dewi Sri ini mendapat perhatian dan perbaikan dari Pemerintah Provinsi, maka ini bisa mendongkrak minat pengunjung sehingga membantu warga Magetan yang tinggal di sekitar situs, " harap Kades yang mengaku alumni ITS ini.