Berita
Komisi B

Komisi B Selidiki Kelangkaan Kedelai di Jatim

Komisi B Selidiki Kelangkaan Kedelai di Jatim

Tubagus Diday Rabu, 06 Januari 2021

Kelangkaan kedelai di Jawa Timur membuat resah masyarakat. Pasalnya, kedelai menjadi bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe yang selama ini menjadi sumber asupan protein masyarakat yang murah meriah. Praktis saat ini tahu-tempe hilang di pasaran.

Kondisi ini mendapat perhatian serius dari wakil rakyat di DPRD Jawa Timur. Bahkan pimpinan Komisi B, Mahdi akan menyelidiki kelangkaan kedelai di Jawa Timur. Karena itu pihaknya akan menggali informasi dari dinas terkait, maupun petani kedelai untuk mencari sumber masalahnya.

"Kita akan selidiki kelangkaan kedelai ini. Apakah karena faktor cuaca sehingga panen gagal, atau karena ada permainan sehingga kedelai hilang di pasaran. Karena itu, kita akan panggil dinas terkait," tegas politisi PPP yang akrab disapa Habib Mahdi itu, Rabu (6/1/2021).

Wakil Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) DPRD Jatim ini menyebut dinas terkait yang akan dipanggil adalah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kedua dinas itu adalah mitra kerja Komisi B.

Mahdi melanjutkan, informasi dari Dinas Pertanian dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat produksi petani kedelai. Sedangkan Disperindag, informasinya dibutuhkan terkait tata niaga kedelai, termasuk pasokan kedelai impor.

"Dengan menggali informasi dari dua dinas terkait itu, saya kira permasalahannya bisa kita ketahui. Dengan begitu solusi terbaik bisa didapat," imbuh anggota DPRD Jatim 3 periode itu.

Anggota Dewan asal daerah pemilihan Pasuruan dan Probolinggo ini mewanti-wanti agar kelangkaan kedelai ini tidak menjadi alasan untuk membuka kran impor atau menambah kuota impor kedelai. Menurutnya itu solusi instan tapi merugikan petani.

Menurut Mahdi, dengan bertambahnya pasokan impor, tentu petani yang dirugikan karena harga kedelai lokal menjadi anjlog. Ia berharap tidak perlu ada opsi impor untuk mengatasi kelangkaan kedelai ini.

"Selama produksi kedelai impor cukup, saya kira tak perlu impor kedelai. Kasihan petani kalau sampai impor kedelai dilakukan. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti saat ini," pungkas Mahdi.