Berita
Komisi B

Jatim Sudah Surplus Jadi Tak Perlu Impor Beras

Jatim Sudah Surplus Jadi Tak Perlu Impor Beras

Yuli Iksanti Senin, 15 Maret 2021

Wilayah provinsi Jawa Timur memiliki banyak daerah pertanian, sehingga kebutuhan pangan bisa tercover, bahkan menurut laporan gubernur Khofifah Indar Parawansa, wilayah Jatim surplus beras. 

Menanggapi polemik beras impor, Anggota DPRD provinsi Jatim Erma Susanti menjelaskan, jadi terkait dengan kebijakan nasional untuk impor beras, tujuannya mencukupi cadangan beras nasional. Jawa Timur itu kan surplus neraca berasnya.

"Sehingga pemerintah provinsi harus memastikan bahwa distribusi beras ke seluruh wilayah Jatim tidak terganggu. Jawa Timur tidak ikut-ikutan untuk impor beras," tegas politisi PDIP ini.

Erma Susanti menuturkan, Nasional itu membuat peraturan impor beras karena cadangan secara nasional itu minus, ada daerah-daerah yang surplus, ada daerah yang minus produksi berasnya.  

"Sementara Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk yang surplus, dan mendukung  daerah-daerah lain mensuplai  berasnya sehingga Jawa Timur memberikan perlindungan pada panen para petani, untuk memproteksi para petani maka Gubernur harus menolak kebijakan nasional untuk impor beras," tandas Anggota komisi B ini.

"Pertama yang dilakukan Gubernur dalam hal ini adalah Dinas pertanian, kemudian dinas industri dan perdagangan, Disperindag. Keduanya itu membuat neraca yang benar-benar akurat terkait dengan cadangan beras di Jawa Timur. Kalau memang prediksi panen kemarin ada yang banjir, ya gagal panenlah, tapi kan kita juga mengukur luasan lahan pertanian. Jadi
banyaklah yang harus dihitung," sambung Erma Susanti.

"Terkait dengan neraca beras di Jawa Timur, kalau memang masih surplus ya benar-benar harus membuat kebijakan untuk menolak atau tidak ikut-ikutan untuk memberikan izin
mengimpor beras. Karena memang gak butuh, dan Bulog harus memaksimalkan penyerapan gabah petani," jelas Erma Susanti.

Erma Susanti menambahkan, jadi intinya harus berapa kuat terkait dengan neraca berasnya. Kalau surplus, berapa yang minus,  kabupaten mana saja, karena mungkin ada banjir dan sebagainya. 

"Kemudian yang kedua, karena sampai sekarang saya tahu surplus maka ya Jawa Timur tidak harus ikut untuk membuat atau mengijinkan untuk impor beras. Biarkan  provinsi-provinsi yang memang cadangan berasnya minus yang mengimpor beras.
Jawa Timur masih harus melakukan penyerapan gabah petani, yang harus secara maksimal Bulog menyerap gabah petani, memanfaatkan, memaksimalkan, jangan ikut-ikutan untuk mengimpor beras," pungkasnya.