Berita
Berita Dewan

Hadi Dediansyah Tanamkan Jiwa Pancasila ke Masyarakat

Hadi Dediansyah Tanamkan Jiwa Pancasila ke Masyarakat

Adi Suprayitno Senin, 19 September 2022
rn
rn
Kejadian Ketua DPRD Lumajang, Anang Ahmad Syaifuddin yang salah ucap ketika melafalkan sila keempat Pancasila hingga viral di media sosial menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Anggota DPRD Jatim, Hadi Dediansyah terus memaksimalkan sosialisasi wawasan kebangsaan ke masyarakat.
rn
 
rn
Dalam sosialisasi wawasan kebangsaan dengan tema' Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradap', Hadi Dediansyah memaparkan sila kesatu sampai kelima. Ia juga menerangkan makna yang terkandung dalam Pancasila. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi keharusan agar hidup nyaman, aman dan tentram.
rn
 
rn
Berkaca pada kejadian Ketua DPRD Lumajang yang keliru melafalkan sila keempat Pancasila, ia menilai pentingnya sosialisasi wawasan kebangsaan tentang nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu, masyarakat benar-benar memahami arti yang terkandung dalam Pancasila.
rn
 
rn
"Kita berulang-ulang melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan karena konteksnya terjadi. Contoh nyata ketua DPRD (Lumajang) tidak bisa menglafal sila Pancasila," katanya usai melakukan sosialisasi.
rn
rn
 
rn
Menurut pria yang akrab dipanggil Cak Dedi itu, viralnya ketua DPRD Lumajang yang salah ucap sila Pancasila merupakan preseden buruk buat pemerintahan. Padahal dewan merupakan publik figur nomer kedua setelah eksekutif. Maka seharusnya bisa mengaktualisasikan ke
rn
rn
hadapan publik. Seperti halnya hafalan Pancasila.
rn
 
rn
Cak Dedi menyebut kejadian publik figur di Lumajang harus menjadi warning bagi seluruh pejabat publik di Indonesia agar segera mempelajari atau mengingat kembali apa yang menjadi naskah dasar NKRI.
rn
 
rn
"Jangan sampai kasus ini terulang kembali. Memang itu ada tanggung jawabnya secara gentle. Ketua DPRD (Lumajang) itu mengundurkan diri dari jabatannya," pintanya.
rn
 
rn
Politisi asal Partai Gerindra itu mengatakan, kejadian di Lumajang bisa menjadi teladan dan bentuk ukur diri yang positif. Jika memang dirasa mengukur dirinya tidak mampu, lebih baik tidak memaksakan. Mengingat akan menjadi tontonan masyarakat dan menjadi suri teladan yang tidak baik.  
rn
 
rn
"Akan menjadi peringatan, ternyata pemangku jabatan negara tidak sesuai apa yang digambarkan masyarakat. Kedepannya bisa menjadi introspeksi bagi semua pejabat dan mengukur dirinya agar tidak memaksakan, " harapnya.
rn
 
rn
Sementara Akademisi dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menjelaskan, sebenarnyacl melihat konteks Pancasila bukan persoalan hafal atau tidak hafal. Namun hal yang terpenting adalah jiwa Pancasila yang langsung dari hati masyarakat. 
rn
 
rn
"Publik langsung melihat bagaimana pimpinan, pejabat-pejabat, supaya tidak terulang kecelakaan (salah ucap Pancasila) seperti itu. Ini tragedi," ujarnya.
rn
 
rn
Surokim meminta seluruh pihak agar ada kesediaan untuk mawas diri. Kemampuan untuk mengendalikan diri sehingga muncul kesadaran merupakan bagian dari pengamalan Pancasila. 
rn
 
rn
"Semua berharap tidak hanya di kata-kata. Apa yang terjadi harus menjadi pelajaran bersama betapa pentingnya mengembangkan. Kehatian pejabat karena mereka disorot oleh publik," pungkasnya.