Berita
Subianto Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur
Komisi B

DPRD Jatim Dorong Dinas Pertanian Untuk Terus Berinovasi dan Buat APPO Masal Bagi Petani di Jatim

Persoalan pupuk Subsidi bagi petani di Jatim terus mengalami penurunan mulai 2019 2,7 jt Ton hingga 2023 yaitu 1,6 juta Ton. Dimana di tahun 2023 ini tinggal dua jenis pupuk yang disediakan bg petani yaitu NPK dan Urea. Sementara itu untuk pupuk jenis lainnnya seperti TSP atau SP36, petroganik dan ZA sudah tidak ada dialokasi Pupuk Subsidi.

Panca Indra Kamis, 16 Februari 2023

Persoalan pupuk Subsidi bagi petani di Jatim terus mengalami penurunan mulai 2019 2,7 jt Ton hingga 2023 yaitu 1,6 juta Ton. Dimana di tahun 2023 ini tinggal dua jenis pupuk yang disediakan  bg petani yaitu NPK dan Urea. Sementara itu untuk pupuk jenis lainnnya seperti TSP atau SP36, petroganik dan ZA sudah tidak ada dialokasi Pupuk Subsidi .

 

"Ini yang menjadi keluh kesah petani di daerah yang masuk ke saya sebagai anggota DPRD. Padahal ada prediksi di tahun 2023 bakal terjadi resesi yg berkaitan dng pangan, Energi, dan keuangan," katanya.

 

Disisi lain, dampak kenaikan seperti BBM pemerintah membantu masyarakat lewat Bantuan dampak Kenaikan BBM , BLT dan PKH itu luar biasa. Namun kepada para petani justru sebagai pahlawan  di bidang ketahanan pangan justru tidak ada apresiasi dari  yang kuat dari pemerintah ini bisa  dilihat dikuranginya subsidi pupuk tiap tahunnya.

 

Untuk itu agar kebutuhan pupuk ini cukup , dan tidak terjadi kelangkaan pupuk pihaknya mendorong pemerintah pusat agar subsidi pupuk untuk ditambah tidak malah dikurangi . Disisi lain Subianto mengajak  agar petani kembali kepada natural atau alam dng penggunaan pupuk organik yang harus digencarkan. "Dimana Pemerintah provinsi Jatim, harus memberikan kepada petani tehnologi pembuatan pupuk organik. Namanya Alat Pembuat Pupuk Organik atau APPO,"katanya.

 

"Kita dorong Dinas Pertanian Jatim Untuk mengajukan  APPO ke Kementrian Pertanian dengan jumlah yang besar beserta  dengan  pelatihannya , sehingga para petani bisa tahu bagaimana cara membuat pupuk organik sendiri, sehingga ketergantungan terhadap pupuk subsidi bisa dikurangi."pintanya.

 

Untuk membuat APPO ini kan membutuhkan biaya besar, ia meminta dinas pertanian terus berichtiyar mencari bantuan melalui anggaran APBN dari kementerian pertanian untuk diturunkan ke Jatim.

 

"Jadi kita tidak harus menggantungkan ke APBD. Maka itu Dinas harus berinisiasi, berinisiatif agar supaya keinginan kita membantu alat pertanian khususnya APPO bagi petani ini bisa mendapatkan respon positif dari pusat,"harapnya.

 

Subianto, juga mengingatkan kondisi tanah yang selalu diberi pupuk buatan dengan bahan kimia (anorganik) akan berpengaruh pada kondisi kesuburan dan kandungan organik tanah.  

 

“Kalau sudah berkurang ya artinya membutuhkan pupuk kimia berlebih dan hasilnya pun bisa juga berkurang. Maka pupuk organik itu solusi agar hasil panen menjadi bagus. Kalau pupuknya gak diperhatikan, petani tidak mampu membeli pupuk non subsidi maka tahun depan resesi pangan bisa saja terjadi,” pungkasnya.