Berita
Anggota Komisi E DPRD Jatim dr. Benjamin Kristianto, MARS
Kesehatan

Nakes Tolak RUU Kesehatan Omnisbus Law, dr .Beny : Menteri Kesehatan Bukan Dari Dunia Medis

RUU Kesehatan Omnibus Law yang sedang dibahas DPR RI mendapat tolakan yang keras dari para Tenaga Kesehatan (Nakes) yang ada di Jawa Timur. Pasalnya RUU Kesehatan tersebut tidak berpihak kepada para dokter, bidan, perawat dan para apoteker sehingga mereka harus Wadul kepada wakil rakyatnya yang ada di gedung DPRD Jawa Timur.

Rofik Hardian Rabu, 10 Mei 2023

RUU Kesehatan Omnibus Law yang sedang dibahas DPR RI mendapat tolakan yang keras dari para Tenaga Kesehatan (Nakes) yang ada di Jawa Timur. Pasalnya RUU Kesehatan tersebut  tidak berpihak kepada para dokter, bidan, perawat dan para apoteker sehingga mereka harus Wadul kepada wakil rakyatnya yang ada di gedung DPRD Jawa Timur.

Anggota Komisi E DPRD Jatim dr.Benjamin Kristianto, MARS menyampaikan para dokter, perawat, bidan dan apoteker yang tergabung dalam tenaga Kesehatan ini berjuang mati- matian saat covid-19 melanda beberapa tahun lalu. Mereka berjuang tanpa tanda jasa untuk menyelamatkan nyawa orang lain meskipun nyawanya sendiri juga melayang. Tetapi sejak ada RUU Omnisbus Law aturan yang tidak berpihak kepada para Nakes tersebut membuat mereka menjerit dan menyampaikan uneg- unegnya kepada DPRD Jatim.

"Kebetulan saya juga seorang dokter  jadi saya mendesak agar RUU Kesehatan Omnisbus Law ini di kaji ulang kalau perlu di batalkan , " tegas dr.Beny Pada Senin (Selasa,9 Mei 2023).

Politisi asal Partai Gerindra menegaskan jangan sampai ambil kebijakan yang pada akhirnya merugikan dan keblabasan, apalagi Menteri Kesehatan RI bukan dari seorang medis ,maka itu dihimbau agar memperhatikan sebagai sosok medis.

Bila Menteri Kesehatan RI sosok dari dunia medis maka ia tidak semuda itu membahas RUU Kesehatan Omnisbuslaw karena sangat merugikan dunia kesehatan.

"Jika RUU Kesehatan Omnisbus Law tetap di terapkan di takutkan tenaga perawat asing akan muda masuk dengan aturan tersebut dan Perlindungan untuk para tenaga kesehatan lokal terancam diabaikan,' pungkas Ketua Kesehatan Indonesia Raya (KESIRA) Jatim.