Berita
Anggota DPRD Jatim Daniel Rohi
Berita Dewan

Dewan Jatim Soroti Defisit Beras di Kota Malang Akibat Penyempitan Lahan Pertanian

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Jatim) menyoroti defisit beras di wilayah Kota Malang. Hal ini menyebabkan pasokan beras atau ketersediaan beras tidak sebanding dengan jumlah permintaan dari konsumen.

Anik Hasanah Sabtu, 09 September 2023

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Jatim) menyoroti defisit beras di wilayah Kota Malang. Hal ini menyebabkan pasokan beras atau ketersediaan beras tidak sebanding dengan jumlah permintaan dari konsumen.

Anggota DPRD Jatim, Daniel Rohi menyebut, defisit beras tersebut, ditengarahi karena pengaruh musim. Dimana fenomena El Nino atau musim kemarau yang berkepanjangan, membuat petani gagal panen.

"Adapun yang menjadi penyebab kondisi ini, secara global adalah akibat dari perubahan iklim, yaitu terjadi kekeringan dimana mana, hal ini menyebabkan gagal panen," katanya, Sabtu (9/9/2023).

Selain itu, Daniel juga menyebutkan, bahwa berdasarkan data yang ditemukannya, bahwa adanya peralihan fungsi lahan. Dimana yang seharusnya lahan produktif untuk pertanian, namun beralih menjadi sektor lain, seperti industri.

"Adapun yang saya temukan, penyebab utama dari kekurangan beras tersebut adalah alih fungsi lahan yang tidak terkontrol. Karena lahan lahan tersebut telah dipindah fungsi menjadi industri, menjadi instansi perdagangan, perumahan, dan lain lain," imbuhnya.

Jika dihitung sejak 2007 sampai 2023 atau selama 16 tahun, sebutnya, lahan menyusut menyentuh 51,6% atau menyusut rata-rata 3,2 % per tahun setara dengan 49,6 hektar/tahun.

"Dimana lahan lahan produktif di Kota Malang itu, dalam 16 tahun menurut catatan saya, berkurang sekitar 51,6 persen. Hal ini merupakan sesuatu yang membuat keprihatinan," tambahnya.

Daniel merinci, pada 2007 luas lahan pertanian di Kota Malang sebesar 1.550 hektare, menyusut menjadi 1.400 hektare pada 2009, pada tahun 2012 tinggal 1.300 hektare, tahun 2013 luas lahan tinggal 1.282 hektare.

Lalu pada tahun 2015 menyusut menjadi 942 hektare dan tahun 2023 luas lahan pertanian tinggal 803 hektare dan hanya mampu memproduksi 15.000 ton.