Berita
Ilustrasi pasar penjualan cabai
Ekonomi

Harga Cabai Makin 'Pedas', Dewan Jatim Duga Ini Penyebabnya

Komisi B DPRD Jatim, turut angkat bicara terkait dengan kelangkaan komoditas cabai di pasaran. Sehingga menyebabkan harga bumbu dapur ini mengalami kenaikan harga di sejumlah wilayah.

Anik Hasanah Jumat, 17 Februari 2023

Komisi B DPRD Jatim, turut angkat bicara terkait dengan kelangkaan komoditas cabai di pasaran. Sehingga menyebabkan harga bumbu dapur ini mengalami kenaikan harga di sejumlah wilayah. 

Daniel Rohi, Anggota Komisi B DPRD Jatim menduga, kelangkaan harga cabai ditengarai karena faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga menyebabkan gagal panen, dan hanya sebagian cabai yang bisa dipanen. 

"Gagal panen atau panennya sedikit karena saat ini kondisi cuaca yang tidak menentu," ujarnya kepada RRI Surabaya, Jumat (17/2/2023). 

Menanggapi kondisi ini, Dewan Jatim minta Pemerintah Provinsi dalam hal ini baik Dinas Pertanian (Distan) maupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), untuk segera bertindak. 

"Kita minta kepada Pemerintah juga untuk terus mengawasi ketersediaan cabe ini dan mengontrol agar harganya bisa dijangkau oleh masyarakat," imbuhnya. 

Selain itu, Daniel juga mendorong agar masyarakat tidak ketergantungan dengan komoditas cabai segar. Menurutnya masih ada alternatif lain untuk menambah pedasnya masakan. 

"Selama ini kebiasaan orang Indonesia adalah mengkonsumsi cabe segar atau cabe yang fresh. Nah mungkin saatnya beralih kepada cabai-cabai bubuk atau cabai-cabai kering," ucapnya. 

Sementara itu, hampir merata di seluruh Kabupaten Kota di Jatim, harga cabai rawit mencapai Rp 55 ribu - 65 ribu per kilogram. Namun ada yang mencapai Rp 70 ribu yakni di Sumenep, Trenggalek dan Pamekasan.