Berita
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, DR. Iwan Achmad Zunaih
Berita Dewan

Manfaatkan Peran Artificial Intellegence (Kecerdasan Buatan) dalam Mengelola Organisasi

Proses perkembangan teknologi yang pesat hingga memasuki Era Revolusi Industri 5.0 menampilkan kolaborasi antara Human capital dengan New Technology sehingga berakibat adanya effisiensi dan efektivitas kerja yang semakin cepat dalam penyelesaiannya.

Norah Hasanah Jumat, 29 September 2023

Proses perkembangan teknologi  yang pesat hingga memasuki Era Revolusi Industri 5.0 menampilkan kolaborasi antara Human capital dengan New Technology sehingga berakibat adanya effisiensi dan efektivitas kerja yang semakin cepat dalam penyelesaiannya. Mengenai keberadaan AI sebenarnya sudah ada sejak tahun 1956 ketika itu ilmuwan computer John McCarthy dari Universitas Standford, memperkenalkannya melalui penelitian tentang computer dan internet. AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia yang berfokus untuk menempatkan manusia sebagai pusat inovasi dengan memanfaatkan hasil dan dampak teknologi Industri 4.0

Kehadiran Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan mau tak mau memaksa kita harus mampu beraptasi dengan cepat. Dan membantu memudahkan proses mengelola organisasi  untuk mencapai Visi dan Misinya. Selain membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu dapat dilakukan relatif singkat, sehingga mempersingkat waktu. Pada Revolusi Industri 5.0 berfokus kepada penggabungan teknologi dan manusia serta kebutuhan untuk mengembangkan sistem yang beradaptasi dan merespon perubahan lingkungan dalam aspek apapun yang berkaitan dengan kinerja kelompok maupun individu yang ada di dalam organisasi baik yang bersifat profit oriented maupun nonprofit oriented.

Saat ini, tehnologi merupakan kebutuhan keseharian ketika manusia sebagai mahluk sosial melakukan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.misalnya penggunaan internet, smarthphone semakin meningkat mulai dari usia anak anak sampai yang pada level dewasa dan orang tua. Namun perlu kebijakan dan kecerdasan untuk mengelolanya. Kecerdasan buatan (AI) merupakan suatu inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk membantu dan memperlancar tugasnya dalam pekerjaan formal maupun informal serta sebagai alat yang mampu melaksanakan sebagian tugas manusia.

Penjelasan soal kehadiran AI dalam  berorganisasi ini disampaikan Gus Iwan alias DR Iwan Achma Zunaih dalam kegiatan workshop yang digelar di desa Karangbinangun, Lamongan. Permasalahan yang ada adalah dalam mengelola organisasi tidak terlepas dengan adanya berbagai faktor yang saling mempengaruhi .Meskipun banyak manfaatnya, keberadaan AI (Artificial Intelligence) juga memungkinkan resiko negatif, diantaranya, penggunaan robotik sebagai pengganti tenaga manusia, akan berisoko meningkatnya jumlah pengangguran. Resiko keamaan data dan privasi seseorang. Resiko kehilangan data ketika terjadi kerusakan teknis
       
Pada kesempatan ini, juga digelar pembukaan Konverensi XII MWCNU Karangbinangun. Acara yang bertema Menuju Kedigdayaan NU untuk Membangun Peradaban Dunia dihadiri anggota Fatayat, Muslimat, tokoh agama, kelompok tani dan masyaraakat umum.

“Sekarang zamannya pekerjaan apapun cuman butuh satu klik sudah rampung semuanya. Segala sesuatu jadi mudah dalam hitungan detik. Nah bagaimana kemampuan yang kita miliki ini kita manfaatkan untuk mengembangkan dan membesarkan NU secara maksimal. Perkembangan tehnologi sangat pesat. Mulai foto sampai laporan akuntabilitas keuangan, tingal memasukkan data.segala sesuatu bisa dilakukan dalam satu klik. Teknologi AI Membantu efektiftas dan efisiensi dan organisasi lebih baik lagi.

Dijelaskan Gus Iwan, HP bisa menggiring masuk surga atau neraka. Apabila dibiarkan dipegang anak anak secara bebas, maka akan sangat berbahaya, jadi perlu kontrol orangtua yang ketat. Pemanfaatan yang bijak dengan mangakses program yang baik, untuk mendukung pembelajaran anak. Karena anak tidak bisa dilarang, makin dilarang makin  penasaran.  Harus pandai dalam memanfaatkan fasilitas digital, segala sesuatu terutama yang membawa kemaslahatan dan kebaikan harus dipublikasikan. Terutama NU, harus bermanfaat dan memberikan manfaat. Ajaran utama NU memberikan manfaat  dan kemaslahatan kepada orang lain.
Intinya, Iman kuat, baik para orang lain, dan memberikan manfaat kepada orang lain pihaknya juga mengacungkan jempol terhadap kemajuan pesat yang telah diraih Muhammadiyah, termasuk pola berpikir yang maju dan update. Ia mencontohkan ketika Muhammadiyah berpikir soal pemasaran via digitalisasi, sementara Fatayat dan Muslimat minta alat Terbangan. Menurutnya, di antara kekurangan umat, NU jumlahnya banyak tapi  tidak ada kiprah, gak ada efektifititasnya. Seperti buih di laut.

"Boleh kita bangga anggotanya banyak tapi jangan seperti buah di laut. NU harus mewarnai, bukan diwarnai karena  kurang konsep dasar supaya ermanfaat bagi manusia lain. Bagaimana loyalitas dan kebersamaan organisasi selalu tumbuh dalam diri kita. Program harus direncanakan. Bikin acara besar besaran tapi banyak yang kelaparan. Bikin yang gebyar boleh boleh saja. Tapi  jangan lupa membikin kemaslahanan buat orang lain. Dan.yang paling utama  adalah kebersamamaan” ujarnya.

Kekurangan organisasi NU adalah kurangnya loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi. Bagimana NU mampu memberikan manfaat dan maslahah sebanyak banyaknya buat Indonesia secara keseluruhan.