Harga Telur Melambung, Dewan Jatim Minta Disnak Ambil Langkah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur (DPRD Jatim) meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), dalam hal ini Dinas Peternakan, untuk merespon kenaikan harga telur yang semakin melambung.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi B DPRD Jatim Daniel Rohi, sembari meminta Pemprov Jatim untuk melakukan dua langkah kongkrit dalam mengatasi kondisi kenaikan harga telur ini.

Diungkapkannya, dua langkah kongkrit tersebut sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah Pusat, yakni memberi subsidi jagung bagi para peternak unggas, lantaran saat ini harga pakan juga mengalami kenaikan. Selain itu, juga mengajarkan peternak melakukan modifikasi pakan.

"Yaitu memberikan subsidi jagung kepada para peternak. Di Jawa Timur ada 22 ribu peternak mendapat subsidi, sehingga ini memudahkan mereka untuk bisa mengurangi beban ongkos produksi," katanya, Jumat (26/5/2023).

"Saya meminta terus kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini Dinas Peternakan, untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, melakukan komunikasi dengan para peternak, supaya mereka bisa didampingi, dicari langkah langkah inovatif supaya mereka bisa melakukan rekayasa pakan yang lebih murah dan mereka bsa bertahan dalam kondisi seperti ini," terangnya.

Diakui Daniel Rohi, ada beberapa faktor yang membuat harga telur di pasaran melambung hingga mencapai Rp 30 ribu per kilogram. Antara lain, tingginya permintaan di pasaran, kemudian harga pakan unggas yang juga mengalami kenaikan harga.

"Adapun penyebab kenaikan harga telur tersebut, yang pertama adalah meningkatnya harga pakan. Menurut informasi, komponen pakan ternak Indonesia khususnya ayam, 65 persen dari impor," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, per tanggal 26 Mei 2023 rata rata harga telur berada di angka Rp 31.000 per kilogram. Harga tertinggi terpantau di Bangkalan, yakni seharga Rp 33.000 per kilogram.